Dare Towards Excellence

Indonesia-Mesir dalam Lintasan Sejarah: Sebuah Pencerdasan Darurat Mesir

16/08/2013 22:06

Oleh: Subandi Rianto[1]

 

                Indonesia-Mesir dalam Sejarah

                Salah satu poin penting dalam pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari ini (menjelang Hari Kemerdeaan 17 Agustus) adalah kondisi darurat Mesir. Banyak pihak menilai pidato dan sikap presiden sangat klise. Sebuah media online bahkan mengomentari presiden lebih peduli terhadap lagu ciptaannya yang dibawakan dengan nada terlalu “slow” dibanding kondisi Mesir. Bahkan jejaring sosial presiden, twitter hanya berbunyi “mengenai kondisi negara mesir, kami ikut prihatin”.

                Walaupun bukan sarjana hubungan internasional, sebagai sarjana sejarah saya akan menyampaikan pentingnya diplomasi antar negara dalam lintasan sejarah kedua negara. Hingga hari ini, karena sejarah secara metodologis bukan hanya berbicara masa lalu. Tetapi berbicara proses, kausalitas (sebab-akibat) hingga sebuah alat untuk memahami kebijaksanaan disiplin ilmu lain yang tidak bisa memotong secara garis waktu.

                Saya akan memulai pembahasan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Mesir semenjak kemerdekaan Indonesia diproklamasikan 17 Agustus 1945. Ir. Soekarno mengutus Agus Salim dan AR Baswedan untuk mencari dukungan kemerdekaan ke Timur Tengah. Banyak jurnal dan penelitian ilmiah yang berhasil membuktikan bahwa usaha penggalangan dukungan Agus Salim dan AR Baswedan berbuah manis. Salah satunya bertemu ulama mesir yang dimotori Ikhwanul Muslimin, para Mufti Palestina hingga serikat buruh Mesir yang memblokade kapal-kapal Belanda di terusan Suez. Dukungan meluas hingga dalam forum-forum internasional. Ada beberapa foto dalam arsip yang memperlihatkan Agus Salim bertemu para diplomat liga arab dan muryid amm Ikhwanul Muslimin.

Fakta menariknya dari diplomasi ini adalah, semua surat dukungan Kemerdekaan RI dari negara-negara Timur Tengah yang dibawa AR Baswedan disembunyikan di sepatu. Karena begitu AR Baswedan transit di Singapura dalam perjalanan pulang ke Indonesia, semua koper AR Baswedan digeledah oleh polisi Belanda di Singapura. Semua surat dukungan akhirnya berhasil diserahkan kepada Ir. Soekarno di Indonesia.

Selain dengan hubungan sejarah diatas, Mesir dan Indonesia sering sekali bantu-membantu dalam masalah kemanusiaan seperti dalam masalah bencana dan pembelajaran agama. Oya, Perdana Menteri Moh. Natsir juga mempelajari sistem dakwah di Mesir sebelum mendirikan Masyumi dan Dewan Dakwah Islamiyah di Indonesia.

Pentingkah Posisi Indonesia dalam Krisis Mesir?

Diluar balas jasa yang digambarkan dalam fakta-fakta sejarah diatas. Ada pertanyaan menarik kenapa posisi Indonesia penting dalam diplomasi menangani krisis mesir. Saya akan uraikan bahwa posisi Indonesia sangat penting dalam kasus ini, sepenting Negara Turki dalam kasus Palestina dan Mesir. Saya akan bedah kenapa kemudian posisi Turki juga menjadi penting dalam krisis Mesir, di luar kesamaan gerakan Islam di Turki dan Mesir soal Ikhwanul Muslimin. Turki merupakan negara yang awalnya sangat terbelakang, ditolak masuk Uni Eropa dan mengalami degradasi demokrasi. Setelah kemenangan secara beruntun partai pimpinan Erdogan. Turki mengalami modernisasi secara luar biasa. Ekonomi tumbuh mengesankan (disaat Eropa dilanda badai krisis), demokrasi dan penghormatan hak-hak manusia juga ikut tumbuh seiring dengan menguatnya posisi Turki dalam diplomasi Eropa dan Asia.

Menjelang Turki masuk dalam Uni Eropa, negara-negara Eropa lebih percaya Turki mampu mengimbangi kawasan Asia dan Eropa dalam masalah demokrasi dan diplomasi Internasional. Terbukti dalam kasus Palestina, Turki mampu berperan aktif berdiplomasi dengan negara-negara Eropa mengenai isu kemanusian dan HAM. Begitu juga dengan krisis Mesir, Turki yang demokrasi lebih tumbuh dahulu dibanding negeri pyramid tersebut dinilai mampu mendorong tumbuhnya demokrasi di tubuh negeri Mesir.

Bagaimana dengan Indonesia?

Apa yang akan anda bayangkan saat melihat letak geografis Indonesia dan Mesir yang jauh? Mungkin mustahil sepertinya Indonesia sangat penting dalam krisis darurat Mesir. Sejarah menjawab, saat Kekhalifan Turki Ustmani menguasai sepertiga Asia, Afrika dan Eropa. Militer Turki Ustmani sudah melakukan perjanjian kerjasama dengan Kerajaan Aceh dalam pengawalan rombongan jamaah Haji ke wilayah Mekah-Arab Saudi. Bisa anda bayangkan bagaimana militer Turki Ustmani zaman dahulu menjaga laut antara Aceh hingga Mekah untuk mengawal jemaah haji Indonesia?. Bayangkan pada zaman sekarang dengan kondisi yang lebih maju.

Sedikit memberikan pengantar, Indonesia negara dengan berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia tumbuh mengesankan dalam bidang ekonomi dan demokrasi. Saat dunia dipenuhi badai krisis, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi paling menyakinkan. Indonesia juga menjadi negara dengan demokrasi lima besar di dunia. serta termasuk dalam anggota negara G-20 serta menjadi Ketua APEC (Asia-Pasific Economic Cooperation) 2013-2014, Mantan Dewan Keamanan PBB, menjadi Ketua ASEAN 2012 serta menjadi negara adidaya di kawasan regional dalam bidang industri pertahanan strategis. Presiden SBY juga menjadi Kepala Negara yang dihormati dalam dunia diplomasi, dibuktikan dengan beberapa penghargaan honoris causa di Singapura, Inggris dan Amerika. Terbaru, Menlu Marty Natalegawa mendapat honoris causa di Australia atas jasa-jasa hubungan internasionalnya. Mantan Wapres Jusuf Kalla juga menjadi diplomat yang disegani di dunia. Saat bertemu dengan kepala negara Liga Arab saat menghadapi Krisis Palestina beberapa tahun lalu, para diplomat Liga Arab mengaku takjub atas kepiawian Jusuf kalla berdiplomasi.

Lalu, apa yang bisa digunakan Indonesia untuk Menekan Mesir?

Indonesia mempunyai pengaruh besar sebagai negara berpenduduk mayoritas mulism dan demokrasi dengan menekan Mesir melalui isu Islam dan Demokrasi. Indonesia bisa menjadi fasilitator media konflik antara pihak-pihak yang bertikai. Seperti yang pernah dilakukan dalam konfik Thailand-Kamboja dan Myanmar-Rohingya. Indonesia juga bisa menggunakan pengaruhnya dalam keanggotaan APEC dan G-20 (ekonomi) untuk menekan Mesir dalam bidang ekonomi untuk membenahi iklim demokrasi dan mengurangi kekerasan. Indonesia bisa menggunakan pengaruh Presiden SBY yang baru saja menerima gelar kerajaan Inggris, Amerika dan gelar-gelar lainnya yang berpengaruh dalam perubahan Mesir. Atau terpenting Indonesia mengalami perjalanan panjang sejarah hubungan sipil-militer dalam pemerintahan sehingga berhasil melalui reformasi 1998. Bukankah Indonesia bisa membagikan pengalamannya tersebut dalam membangun bayi demokrasi kepada mesir? Saya kira itu lebih baik dibandingkan hanya menyampaikan rasa keprihatinan melalui twitter.

Sikap kongkret apa yang bisa dilakukan oleh Indonesia?

Pertama, Seperti yang disampaikan oleh Ketua Komisi I DPR-RI, dengan menarik duta besar RI dari Mesir sudah bisa memberikan efek politik luar biasa. Duta besar berkuasa penuh (ambassador) RI untuk mesir merupakan penghulu dubes-dubes negara lain di Mesir. Serta merangkap menjadi observer dalam Liga Arab. Soal evakuasi WNI, itu permasalahan teknis yang bisa diurus oleh pejabat konsuler diplomatik lainnya. Pemerintah RI juga bisa mengusir Dubes Mesir untuk Indonesia, pengusiran duta besar menunjukkan Indonesia tidak mengakui Pemerintahan Sementara Militer Mesir yang dinilai arogan.

Kedua, pengaruh-pengaruh besar yang dimiliki Indonesia seperti yang saya sampaikan diatas bisa diimplementasikan dengan mengirim diplomat kepada negara-negara yang “memiliki” kuasa dan pengaruh dengan Mesir untuk ikut menekan mesir. Indonesia bisa mengutus diplomat ke Amerika, Liga Arab, Organsiasi Konferensi Islam dan Uni Eropa untuk menekan Mesir menghentikan kekerasan.

Upaya-upaya konkret diatas bisa menjadi penanda bahwa Indonesia sebagai negara besar, negara beridentitas muslim dan negara berpengaruh bisa menunjukkan kepeduliannya kepada Mesir. Usaha-usaha mahasiswa, masyarakat serta semua elemen masyarakat Indonesia turun ke jalan sebagai upaya agar pemerintah bisa melakukan tindakan konkret sebagai negara “berpengaruh” dengan melakukan tindakan kepada Pemerintah Negara Mesir. Wallahualam bis shawab.
               


[1] Sarjana Sejarah, Kolumnis Media dan Jurnalis.

 

Search site

Contact

Subandi Rianto INTEGRITAS Institute
Gubeng Kertajaya I1 No 21 Surabaya

Twitter: @subandirianto
FB : subandi rianto
Web: www.subandirianto.com
Pin BBM 7D3B001C

BEM Seluruh Indonesia

File Pra-Rapat Koordinasi Nasional Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tahun 2012

formulir pendaftaran.docx (754631) proposal rakernas bem si 2012.pdf (608185) surat permohonan delegasi.pdf (394953)  

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

              Ada nuansa tersendiri, seminggu yang lalu saat saya bersama pengurus BEM KM UNAIR silaturahmi kepada Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, M. Hum. Beliau secara sekilas memaparkan bahwasanya pemerintah sangat membutuhkan...