Dare Towards Excellence

Indonesia Menyongsong Transformasi Asia

19/06/2014 18:16

Oleh: Subandi Rianto

 

            Saat debat calon presiden memasuki putaran kedua dengan tema “Ketahanan Nasional dan Politik Internasional”. Pernyataan capres Letjen (Purn). H. Prabowo Subianto mengenai tetangga dekat kita Australia. Menjadi isu hangat di media-media Australia dikemudian hari. Prabowo Subianto menengarai ada kecurigaan Australia terhadap Indonesia yang semakin berkembang. Sikap-sikap yang ditunjukkan Australia seperti penyadapan menunjukkan ketakutan luar biasa. “Tapi kita akan membangun good policy, good neighborhood” sebaris pernyataan penutup yang menegaskan Indonesia akan mengedepankan politik bebas aktif di kemudian hari. Pernyataan ini sekaligus memantapkan pernyataan beliau pada debat pertama. “Indonesia akan dihormati internasional saat kekuatan ekonomi bagus dan kesejahteraan meningkat”.

            Sikap tegas, visioner dan mampu menganalisa kekuatan Indonesia serta tantangan politik Internasional kedepan yang melekat dalam diri Prabowo Subianto. Menjadi modal penting dalam membawa Indonesia menuju transformasi Asia. Prabowo Subianto menyebutnya “Macan Asia”. Selain itu, pendampingnya, seorang ekonom senior, Ir. Hatta Rajasa tidak diragukan lagi kapabilitasnya. Menjadi menteri kabinet selama sepuluh tahun dan berpengalaman dalam mengendalikan ekonomi keuangan negara.

            Pandangan penulis, kenapa hanya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mampu menahkodai Indonesia menuju era “Transformasi Asia”. Penjelasan ini akan dirangkum dalam tiga segmen.

Asia yang Terbelakang.

            Keterbelakangan Asia telah dimulai sejak penjajahan Barat mencengkeram negeri-negeri di Asia. Asia dijadikan sapi perah dalam proyek imperialisme dan kapitalisme global. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Soekarno berusaha menginisiasi kebangkitan Asia plus Afrika. Melalui Konferensi Asia Afrika, jaringan gerakan kemajuan mampu mengangkat ratusan negara-negara merdeka baru. Gerakan itu dilanjutkan Soekarno dalam pidato heroiknya di sidang dewan PBB. Soekarno mendorong pembentukan dunia baru (to Build World A New).

 

 

 

Tantangan Abad Asia

            Michael Backman menulis dalam “Asia Future Shock” (2008). Asia akan mengalami tantangan hebat dalam tahun-tahun mendatang. Selain masalah pangan, ketahanan energi dan isu krusial soal ledakan penduduk. Energi akan menjadi barang rebutan baru, termasuk soal penguasaan wilayah sumber-sumber energi. Pengelolaan ledakan demografi serta soal ketahanan dan keamanan.

            Prediksi Michael Backman kemudian terbukti. Kini, wilayah Laut Cina Selatan yang diklaim memiliki potensi energi. Menjadi rebutan China dan negara-negara ASEAN. Disisi lain, belanja militer negara-negara Asia Tenggara semakin naik. Terlebih Cina yang berusaha menjadi kekuatan penyeimbang Amerika. Disusul India dan Pakistan dengan nuklirnya. Indonesia yang baru saja membeli persenjataan Tank Leopard, berusaha mensejajari.

Samuel Huntington mencatat dalam “How Values”(2007) bahwa perbedaan kemajuan antara Ghana (Afrika) dan Korea Selatan (Asia) selama sepuluh tahun adalan nilai hidup masyarakat dalam mengembangkan ke sarana iptek dan pendidikan. Selama sepuluh tahun, Korea Selatan berhasil menjadi Macan Asia. Sementara

Transformasi Indonesia bersama Prabowo-Hatta.

            Indonesia selama sepuluh tahun di bawah SBY mengalami peningkatan APBN luar biasa. Dalam pidato kenegaraannya. SBY mengatakan ada peningkatan 500 triliun selama Ia berkuasa. Peningkatan terbesar dari pajak dan migas. Inilah salah satu keberhasilan pemerintahan SBY yang akan diteruskan oleh Prabowo-Hatta. Walaupun demikian, Tim Pakar Prabowo mengatakan pendapatan negara bisa diperbesar. Solusinya dengan menutup potensi kebocoran kekayaan negara yang mencapai Rp.1000 triliun. Hatta Rajasa sendiri, dalam debat cawapres putaran keempat. Pemerintahan SBY (termasuk Hatta sebagai Menko) berhasil menahan penurunan (decline) produksi minyak dan gas yang terus anjlok.

            Fokus utama Prabowo-Hatta dalam sektor pertanian, pangan dan ketahanan energi sejatinya menjawab tantangan Asia kedepan. Termasuk ledakan penduduk Indonesia di tahun 2030-2030. “Kelebihan demografi akan disiapkan dengan baik”, tegas Hatta saat sesi debat cawapres. Figur Hatta yang demokrat, intelektual dan bernas melengkapi sosok Prabowo yang tegas, visioner dan cerdas. Penulis berharap, duet Prabowo-Hatta mampu membawa Indonesia menerbangi abad Transformasi Asia. Serta elewati tantangan-tangan pesimisme kemunduran Indonesia.

            Sebulan setelah capres terpilih, presiden Republik Indonesia akan mengikuti KTT ASEAN di Myanmar dan KTT G-20 di Australia. Duet Prabowo-Hatta penulis nilai lebih siap menyongsong persaingan tersebut.

 

 

Penulis

Subandi Rianto, pemerhati sejarah politik, alumnus Ilmu Sejarah FIB Universitas Airlangga. Penulis dan editor buku “Mahasiswa Menggagas Kebangkitan Indonesia” dan “Merentang Perubahan, Menafsir Peristiwa”. Tulisannya pernah dimuat di Jawa Pos, Radar Surabaya, Harian Surya, dan Tribun Jogja. Penulis dapat dihubungi di: subandi-r-09@fib.unair.ac.id

Search site

Contact

Subandi Rianto INTEGRITAS Institute
Gubeng Kertajaya I1 No 21 Surabaya

Twitter: @subandirianto
FB : subandi rianto
Web: www.subandirianto.com
Pin BBM 7D3B001C

BEM Seluruh Indonesia

File Pra-Rapat Koordinasi Nasional Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tahun 2012

formulir pendaftaran.docx (754631) proposal rakernas bem si 2012.pdf (608185) surat permohonan delegasi.pdf (394953)  

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

              Ada nuansa tersendiri, seminggu yang lalu saat saya bersama pengurus BEM KM UNAIR silaturahmi kepada Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, M. Hum. Beliau secara sekilas memaparkan bahwasanya pemerintah sangat membutuhkan...