Dare Towards Excellence

Mahasiswa, Globalisasi dan Masa Depan Indonesia

13/08/2013 21:26

 

Mahasiswa, Globalisasi dan Masa Depan Indonesia

 

Ada satu hal yang membuat saya penasaran tatkala pak Suharna Suryapranata (Mantan Menristek) memberikan gambaran betapa beberapa tahun lagi, jika mahasiswa Indonesia tidak siap dengan segala kompetisi global. Maka, kita akan tertinggal jauh dan tetap akan menjadi negara emergencing force, dinegara lain, semisal India, Cina, Thailand dan Filiphina. Generasi muda sudah disiapkan untuk menyongsong perubahan besar yang dianalisakan mencapai usia emas pada 2045. Tatkala Indonesia mendapat bonus demografi besar. Pertanyaan penasaraannya adalah, seberapa jauh sebenarnya kompetisi pemuda-pemuda di negara Asia Tenggara? Toh, sebenarnya pemuda-pemuda kita gak kalah amat. Sesi diskusi dengan pak suharna 3 bulan yang lalu akhirnya terjawab beberapa bulan setelahnya.
 
Saat delegasi BEM UNAIR dalam Konggres BEM ASEAN di Thailand sudah kembali ke Surabaya beberapa bulan silam. Negara Gajah Putih yang ternyata digambarkan sebagai negara berkembang. Ternyata mereka jauh mempersiapkan diri dalam masalah teknologi, pangan, ideologisasi serta segala hal dalam menyongsong globalisasi ASEAN yang akan berlangsung 2015 nanti. Sejak di bangku kuliah, mahasiswa Thailand dididik menjadi pemimpin bagi ASEAN Kedepannya. Mimpi itu tidak mustahil, dalam lima tahun terakhir, indeks pembangunan manusia Thailand terus merapat naik menyaingi Indonesia, begitu juga dalam masalah pendidikan dan teknologi. Beberapa kampus ternama Thailand terus menyodok keatas di peringkat ASEAN. Thailand tidak sendirian, Malaysia dan Vietnam terus berbenah dalam masalah hal-hal strategis tersebut.
 
Saya akhirnya bisa menangkap makna roadmap Kemenristek yang dahulu dipaparkan pak suharna, bahwasanya dengan segala hal yg sekarang dibanggakan Indonesia. Ternyata masih belum cukup dlm menghadapi globalisasi kedepannya. Riset indonesia masih tertinggal jauh, mentalitas mahasiswa serta daya saing kompetisi di tataran nasional dan regional asia tenggara juga masih setengah hati. Alhasil, menjelang globalisasi awal ini, setidaknya nasehat pak suharna perlu kita cerna lebih dalam. Saya akan melengkapi tesis pak suharna di atas dengan pernyataan prof. fasih, rektor unair dalam titik nol suara surabaya fm yang berbunyi seperti ini "memajukan peradaban bangsa itu tidak hanya cukup dengan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi perlu didukung sejarah, budaya dan moralitas agar kesemuanya seimbang". Tesis guru besar farmasi UNAIR ini menjadi pelengkap bahwasanya nilai-nilai sosial dan humaniora juga diperlukan dalam menyongsong globalisasi di tataran asean maupun internasional. Tak cukup dengan sains dan teknologi saja. Apa buktinya?
 
Saat delegasi BEM UNAIR dalam ASEAN University Network-ASEAN Youth Cultural Forum di Universiti Brunei Darussalam beberapa hari lalu, terlihat sekali antara negara-negara yang kaya dengan budaya, negara minus budaya dan negara yang tengah mencari jatidiri budayanya. Anda mungkin bisa membayangkan apa yang akan ditampilkan Indonesia dan Thailand dalam sebuah pagelaran budaya. Indonesia bisa menampilkan tari kecak bali atau tari perang dayak, begitu juga Thailand. Lantas, apa yang akan ditampilkan singapura dalam perhelatan budaya tersbut? negara dengan minus identitas budaya akhirnya perlu mencari jatidirinya dengan menggabungkan tari-tari tradisional dan modern seperti dansa dan balet. Aneh bukan? atau anda akan bingung tatkala ternyata tarian Brunei mirip sekali dengan tarian Melayu di Sumatera.
 
Tesis prof fasih dan pak suharna menemukan jawabannya dalam dua sintesa di atas. Menyongsong globalisasi, mungkin Indonensia tidak siap dalam ranah sains dan teknologi. Mungkin perlu digiatkan kembali. sementara dalam ranah budaya, sejarah dan seni? akankah kita optimis dengan anak-anak muda Indonesia yang lebih menyukai SUJU dan Gangnam Style atau Lady Gaga. Dibanding senang melihat wayang, menari tarian tradisional dan mengkaji kitab-kitab sastra indonesia? semua serba susah untuk dijawab. Kita, sebagai mahasiswa dan menjadi 20 persen dari penduduk Indonesia mempunyai tanggung jawab untuk menjawabnya.
 
Disaat Thailand berpikir mendidik mahasiswanya untuk menjadi pemimpin asean, apakah kita pernah berpikir untuk kesana? Disaat Cina dan Taiwan berpikir memproduksi mainan KW 5 untuk pasar Indonensia, apakah kita berpikir juga untuk pasar komoditi Cina?
 
Disaat kampus-kampus di Brunei mewajibkan mahasiswanya berstandar bhs inggris Cambridge, apakah kita sbg mahasiswa sdh berpikir sejauh itu? Disaat kampus-kampus di Singapura berbicara soal teknologi, lingkungan hidup dan pusat bisnis dunia. di negeri kita masih banyak mahasiswa lebih suka tawuran dibanding memikirkan hal tsb... Bersyukurlah kita mempunyai presiden macam soekarno yng pernah bersumpah akan bersekutu dengan setan untuk memerdekakan bangsanya. Jika kita tidak siap hari ini, tahun depan beras yang kita makan akan terus diimpor dari Thailand, sepatu ADIDAS yang kita pakai akan made in Vietnam, segala produk elektronik akan berbau Cina, serta segala mainan akan made in KOREA. Yang lebih parah lagi, generasi muda kita tidak akan mengenal apa itu ludruk, apa itu wayang, apa itu tari piring..  Setidaknya kita masih punya 2 tahun untuk mengejar ketertinggalan dalam studi sains, teknologi, sejarah, seni dan budaya dalam globalisasi nanti... Siap tidak siap, kita akan menjadi komunitas besar masyarakat Internasional.
 
Seperti termaktub dalam kitab suci, "dijadikan kalian bersuku-suku, berbangsa-bangsa agar kalian saling mengenal" dan kita siap menyongsong globalisasi dengan kepala tegak sembari mengucapkan UNTUK INDONENSIA YANG LEBIH BAIK DAN BERMARTABAT. (disarikan dari studium general Pak Suharna Suryapranata dalam NLC PPSDMS Nurul Fikri 2012, Diskusi Delegasi BEM UNAIR di Konggres BEM ASEAN,Diskusi dengan Wakil Dekan 1 FIB, Bpk Puji Karyanto, dan Diskusi Delegasi BEM UNAIR di ASEAN Youth Cultural Forum 2012).  
 
Oleh : Subandi Rianto - Menteri Kebijakan Publik BEM Universitas Airlangga 2012

 

Search site

Contact

Subandi Rianto INTEGRITAS Institute
Gubeng Kertajaya I1 No 21 Surabaya

Twitter: @subandirianto
FB : subandi rianto
Web: www.subandirianto.com
Pin BBM 7D3B001C

BEM Seluruh Indonesia

File Pra-Rapat Koordinasi Nasional Aliansi BEM Seluruh Indonesia Tahun 2012

formulir pendaftaran.docx (754631) proposal rakernas bem si 2012.pdf (608185) surat permohonan delegasi.pdf (394953)  

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

BEM SI dan Kemajuan Jawa Timur.

              Ada nuansa tersendiri, seminggu yang lalu saat saya bersama pengurus BEM KM UNAIR silaturahmi kepada Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, M. Hum. Beliau secara sekilas memaparkan bahwasanya pemerintah sangat membutuhkan...